Jumat, 30 November 2012

Legenda no. 7 di M.U.

Dalam sejarah panjangnya, manchester United selalu mencetak pemain-pemain berkelas. Nama-nama legendaris melenggang penuh pesona di lapangan hijau stadion kebanggaan Old Trafford untuk menyajikan permainan menawan. Dari seluruh pemain yang turun untuk man Utd, pemain dengan nomor punggung 7 selalu menjadi sorotan. Kenapa? Entah kenapa seperti ada daya magis berlebih bagi pemain bernomor punggung ini bagi fans Setan merah. mereka yang memakai nomor punggung ini menjadi legenda hidup yang selalu dikenang sebagai terbaik di jamannya.

Berikut adalah tujuh pemain bernomor punggung tujuh milik manchester United yang penuh pesona maupun kontroversi dari masa ke masa.
 
 
GEORGE BEST
(karir di mU: 1963-1974), Irlandia Utara, posisi FW/W, 470 penampilan, 179 gol.


Best yang lahir pada tanggal 22 mei 1946 adalah seorang pemain sayap super yang mampu mengkombinasikan kecepatan, akselerasi, keseimbangan, kemampuan mencetak gol, kegesitan melewati hadangan lawan serta secara natural mampu menggocek bola sama baik dengan kedua kakinya. masa kejayaan Best berlangsung di tahun 1968 ketika ia meraih gelar Pemain Terbaik Eropa dan merebut Piala Champion bersama mU. Selama karirnya yang cemerlang Best berhasil merebut simpati penggemar Setan merah.

Begitu hebatnya Best sehingga IFFHS (International Federation of Football History & Statistics) memilihnya di urutan 11 jajaran Pemain Terbaik Eropa Abad Ini dan peringkat 16 dalam pemilihan Pemain Terbaik Dunia Abad ini pada tahun 1999. Pele menyebutnya sebagai salah satu dari 125 Pemain Terbaik Dunia di peringkat 19 di belakang legenda Jerman Gerd muller.

Sebelum era Beckham, George Best-lah yang menjadi 'seleb' atau pesohor bola Theatre of Dreams. Sayang gaya hidupnya yang senang berpesta membuatnya kecanduan alkohol yang pada akhirnya mengakibatkan kejatuhan karir dan kematiannya, Best meninggal di usia 59 tahun pada bulan November 2005. Begitu parahnya kecanduan ini hingga pada suatu ketika Best mencuri dompet seorang wanita tidak dikenal ketika dia bermain di Amerika hanya untuk membeli minuman keras. Namun sumbangannya bagi dunia sepakbola membuat nama Best tetap dikenang sebagai salah satu pemain terbaik dunia.

Nama Best diabadikan sebagai nama bandara di Belfast City yang kini bernama George Best Belfast City Airport. Di Irlandia Utara, ungkapan apresiasi ini menjadi legenda: "Maradona good; Pelé better; George Best."

WILLIE mORGAN
(1968-1975), Skotlandia, W, 296, 34


Willie adalah panggilan kesayangan William morgan yang lahir 2 Oktober 1944 di Sauchie, Clackmannanshire. Pemain bola asal Skotlandia ini bertipe sayap dan memulai karirnya di Burnley. Ia memperoleh tempat tetap di tim utama Burnley untuk menggantikan John Connelly yang hijrah ke manchester United. Hebatnya, pada pertandingan Boxing Day melawan mU, morgan mencetak dua gol pertamanya untuk membantu Burnley menghajar mU 6-1 di Turf moor.

Musim panas 1968, morgan didatangkan oleh Sir matt Busby ke man Utd untuk sekali lagi mengisi pos yang ditinggalkan oleh John Connelly. morgan mencetak 34 gol selama karirnya untuk Setan merah walaupun gagal menembus final Piala Champion setelah ditundukkan AC milan. Tahun 1970 dan 1971, morgan dianugerahi Supporters Player of the Year dua tahun berturut-turut. Pada tahun 1972, setelah bermain melawan Brazil mewakili negaranya, morgan mendapat julukan 'Pemain Sayap Kanan Terbaik di Dunia' dan membawa Skotlandia ke putaran final Piala Dunia. Pada putaran 1973 – 1975, morgan menjadi kapten manchester United sebelum akhirnya pulang kembali ke Burnley untuk digantikan oleh Steve Coppell.

STEVE COPPELL
(1975-1983), Inggris, RM, 396, 70

Berakhirnya era Busby Babes pada tahun 70-an membuat prestasi manchester United naik turun, begitu parahnya sehingga pada tahun 1975 man Utd harus mulai berjuang dari divisi dua. manajer Tommy Docherty memiliki solusinya, seorang pemain sayap kanan belia berusia 19 tahun yang pada saat itu masih kuliah di Liverpool University dan bermain untuk Tranmere Rovers. Docherty berebut dengan tim lain untuk mengontrak Steve Coppell yang memiliki teknik dan sikap menawan. Ketika tim lain mundur saat mereka menyadari fisik Coppell 'terlalu kecil', Docherty tidak ambil pusing. Sepuluh penampilan dan satu gol dari Coppell sedikit banyak membantu tim muda Docherty kembali ke divisi utama dalam waktu setahun.

Stephen James 'Steve' Coppell dilahirkan pada tanggal 9 Juli 1955 di Croxteth dan walaupun selalu terpesona oleh Liverpool, ia tidak memiliki masalah untuk bermain bagi tim rivalnya, man Utd. Pada tahun 1976, setahun setelah naik ke divisi utama – man Utd berhasil menembus final Piala FA sebelum akhirnya ditundukkan Southampton di final. Tahun berikutnya, man Utd kembali ke final Piala FA untuk berhadapan dengan Liverpool yang sedang on fire dan mengejar gelar treble. Coppell dan kawan-kawan melupakan kenangan buruk tahun sebelumnya dan menundukkan Liverpool 2-1.

Delapan musim bermain di Old Trafford, Coppell bermain di bawah arahan tiga manajer: Docherty, Sexton dan Atkinson. mereka selalu memberi tempat di tim utama bagi Coppell yang dari 395 penampilannya mencetak 70 gol. Hebatnya lagi, Coppell masih memegang rekor bermain sebagai starter untuk Setan merah dalam 206 pertandingan berturut-turut di semua kompetisi.

Sayang karir pemain cemerlang ini terhenti di usia muda, pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Inggris dan Hungaria di Wembley, Coppell mengalami cidera serius dan walaupun telah melalui beberapa operasi penting, kesehatannya tidak pernah pulih. Coppell memutuskan untuk gantung sepatu pada bulan Oktober 1983 pada usia 28 tahun.

BRYAN ROBSON
(1981-1994), Inggris, CM, 461, 99


Bryan Robson yang lahir pada tanggal 11 Januari 1957 di Chester-le-Street, County Durham adalah pemegang ban kapten manchester United terlama sepanjang sejarah. Sebelum bermain untuk Setan merah, Robson meniti karir di West Bromwich Albion. Selain menjadi kapten mU, Robson juga menjadi kapten tim nasional Inggris untuk 65 pertandingan dari keseluruhan 90 penampilan.

Pemain yang sering dijuluki 'Robbo' atau 'Captain marvel' ini dikontrak oleh man Utd pada Oktober 1981 dan menjadi pemain termahal di liga Inggris saat itu. Rekor ini tidak akan terpecahkan hingga tahun 1987 ketika Liverpool membeli Peter Beardsley. Sebulan setelah dikontrak, Robson mencetak gol pertamanya bagi mU yang kelak berakhir 13 musim kemudian dengan hampir 500 penampilan dan mencetak 99 gol.

Robson menjadi kapten United pertama yang berhasil mengangkat trofi Piala FA untuk tiga musim (walaupun tidak berturut-turut) dan mengalami masa keemasan ketika United berhasil menundukkan Barcelona 2-1 di final Piala Winners 1991. Ini seperti membalas kegagalan Robson yang walaupun menyumbangkan dua gol di Old Trafford untuk mengalahkan Barcelona 3-0 setelah sebelumnya tunduk 2-0 di Nou Camp pada perempatfinal Piala Winner pada tahun 1984 namun akhirnya menderita cidera yang membuatnya tidak tampil maksimal saat man Utd ditundukkan Juventus di semifinal ajang yang sama.

Robson mengakhiri karir panjangnya di man Utd untuk mengejar karir sebagai pemain-pelatih bagi middlesbrough. Selanjutnya, Robson juga melatih Bradford City, West Bromwich Albion, Sheffield United dan tim nasional Thailand.

Pada saat hijrah dari WBA dan ditanyakan apa alasannya bergabung dengan manchester United, Robson menjawab dengan yakin. "Motivasi utamaku bukanlah uang. Aku hanya ingin menjadi pemenang."

ERIC CANTONA
(1992-1997), Perancis, FW, 185, 82

Dialah sang raja. Eric 'The King' Cantona mengawali karirnya di manchester United pada pertandingan persahabatan melawan Benfica di Lisbon untuk memperingati ulang tahun ke 50 pemain legendaris Portugal, Eusébio. Pertandingan ofisial pertamanya adalah ketika Cantona masuk menjadi pemain pengganti pada saat derby dengan manchester City di Old Trafford pada tanggal 12 Desember 1992.

Sebelum mendapatkan Cantona, mU mengalami musim yang menyesakkan, musim sebelumnya mereka hanya bisa menahan nafas melihat Leeds United meraih gelar dengan Cantona sebagai aktor utama Leeds. musim ini mereka berada di belakang Aston Villa dan Blackburn Rovers yang saling berkejaran untuk meraih gelar liga, begitu juga tantangan maut dari kuda hitam Norwich City dan QPR. masalah utamanya? Setan merah tidak mampu mencetak gol. Brian mcClair dan mark Hughes kehilangan sentuhan, Dion Dublin cedera panjang dan Alex Ferguson pusing tujuh keliling.

Masuklah Cantona.

Dia mencetak gol, mengirim assist dan memberikan nuansa juara bagi man Utd. Tepat seminggu setelah debut melawan The Citizens, Cantona mencetak gol pertama pada pertandingan yang berakhir imbang 1-1 saat berhadapan dengan Chelsea, tepat seminggu kemudian pada Boxing Day, Cantona membantu mU bangkit dari kekalahan 3-0 di babak pertama untuk memaksa imbang Sheffield Wednesday 3-3 dan mencetak gol keduanya. Namun justru dua minggu kemudian, 9 Januari 1993 saat berhadapan dengan Tottenham Hotspurs-lah Cantona menunjukkan kelasnya dengan mencetak satu gol dan membantu terciptanya 3 gol lain untuk hasil akhir 4-1 bagi mU. musim itu berakhir dengan gelar juara Premier League dengan jarak 10 point dari peringkat kedua, gelar ini adalah gelar juara liga pertama bagi mU di ranah Inggris sejak tahun 1967.

Cantona menjadi pemain pertama – dan sampai saat ini satu-satunya – pemain yang pernah bermain untuk dua klub berbeda yang memenangkan Premier League dua tahun berturut-turut. musim berikutnya, setelah berhasil mempertahankan gelar juara liga, Cantona mencetak dua gol penalti untuk memenangkan Piala FA dengan total angka 4-0 atas Chelsea. Cantona terpilih sebagai PFA Player of the Year musim itu.

Di musim ketiga, Cantona dan man Utd sepertinya masih melanjutkan tradisi juara dengan permainan yang konsisten dan hasil yang bagus. Sayang semuanya berakhir berantakan dan mU harus menyerahkan tahta ke Blackburn Rovers. Semuanya bermula pada kejadian yang berlangsung pada tanggal 25 January 1995, Cantona yang sedang melangkah ke kamar ganti terprovokasi oleh matthew Simmons, seorang hooligans Crystal Palace. Cantona yang tidak terima dengan ejekan Simmons melakukan tendangan kungfu diikuti oleh pukulan beruntun. Kasus yang menjadi berita utama di media Inggris dan dunia ini membuat Cantona menerima denda dan hukuman tidak boleh bermain selama setahun dalam pertandingan bola manapun di tanah Inggris dan Wales. Dalam sebuah konferensi pers dan di tengah serangan pertanyaan wartawan, Cantona mengeluarkan pernyataannya yang paling terkenal dengan tenang, "Ketika camar mengikuti kapal pukat, itu karena mereka pikir sarden akan dilemparkan ke dalam laut. Terima kasih banyak." Usai pernyataan itu, Cantona bangkit dari kursi dan melenggang pergi dengan santai dari hadapan pers.

Cantona yang meledak-ledak sering mengundang kontroversi, pada musim pertamanya dengan mU, Cantona memukul seorang fan Leeds yang meledeknya dan harus membayar denda. Di musim kedua, usai diusir keluar lapangan pada Piala Champions saat berhadapan dengan Galatasaray, Cantona beradu mulut dengan seorang wasit dan harus absen dalam lima pertandingan karena mendapat kartu merah pada dua pertandingan berturut-turut.

Setelah masa hukumannya selesai, Cantona tampil impresif pada debut melawan Liverpool. Ia mengirim assist untuk Nicky Butt dan mencetak satu gol penalti. medio Januari, gol Cantona ke gawang West Ham United mengawali 10 kemenangan beruntun di liga untuk mengejar defisit 10 poin dari Newcastle United. Gol tunggal Cantona kembali terjadi pada beberapa pertandingan berikutnya, sekaligus ketika Cantona menciptakan gol untuk menyamakan kedudukan dengan QPR pada tanggal 9 maret yang pada akhirnya membawa man Utd merebut tahta dari Newcastle United. mereka tidak tergoyahkan hingga akhir musim dan memenangkan gelar ketiga liga dalam empat musim terakhir. Tidak cukup itu saja, Cantona mencetak satu-satunya gol yang memberikan gelar Piala FA bagi mU saat berhadapan dengan Liverpool dengan sebuah gol indah yang mungkin gol terbaik Cantona sepanjang masa. Cantona kembali dari masa-masa gelap dalam hidupnya untuk membawa man Utd menjadi tim pertama yang dua kali memenangkan gelar ganda.

Kepergian Steve Bruce di musim berikutnya menahbiskan Cantona sebagai kapten United, sekaligus sang raja di Old Trafford. Dengan barisan pemain muda seperti Ryan Giggs, David Beckham, Paul Scholes, Nicky Butt dan Gary Neville dalam bimbingannya, man Utd mempertahankan gelar di musim berikutnya. Sayangnya, secara mengagetkan Cantona memutuskan bahwa ini adalah musim terakhirnya bermain sepakbola profesional dan ia menggantungkan sepatu di usia 30 tahun.

Eric Cantona bersumpah kalau ada satu-satunya alasan dia kembali ke dunia sepakbola Inggris, itu hanyalah untuk dan hanya untuk menjadi orang nomor satu di manchester United.

DAVID BECKHAM
(1992-2003), Inggris, RM, 294, 85

Di masa surutnya 'pemerintahan' King Eric, karir seorang pemain muda berbakat justru dimulai. Namanya Beckham, David Beckham, mungkin selebritis bola terbesar sepanjang jaman. Dibesarkan sebagai bagian dari Fergie's Fledgling seperti halnya Ryan Giggs, duo Gary dan Phil Neville, Nicky Butt dan Paul Scholes serta pemain baru lain seperti Solksjaer dan Roy Keane, Beckham hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum ia masuk ke tim utama. Di awal debutnya di Setan merah, Beckham justru mengenakan nomor punggung keramat dunia sepakbola, nomer 10 yang ditinggalkan oleh mark Hughes. Pada pertandingan perdana melawan Galatasaray pada tahun 1994, Beckham mencetak gol untuk membantu mU memenangkan pertandingan 4-0.

Musim berikutnya Becks – panggilan Beckham, dipinjamkan ke Preston North End untuk mencari pengalaman di luar man Utd. Hal yang paling mengesankan? Becks mampu mencetak gol langsung dari sebuah tendangan penjuru. musim berikutnya Becks kembali ke squad Setan merah.

Nama pemuda tampan kelahiran 2 mei 1975 di Leytonstone, London ini menjadi buah bibir ketika di tahun 1996, ia mencetak gol ajaib saat man Utd berhadapan dengan Wimbledon. Kenapa gol itu begitu spesial? Karena Becks mencetak gol dari tengah lapangan, kemampuannya jelas bukan main-main. Pada saat itulah mata publik mulai memperhatikan pemuda yang sensasional ini. Pada musim itu, Becks dianugerahi PFA Young Player of the Year.

Begitu hebatnya kemampuan pemuda Beckham di mata Alex Ferguson, tahun berikutnya, Becks mendapatkan nomer punggung 'kehormatan' yaitu nomer 7 ketika pos itu ditinggalkan Eric Cantona. Sayang kepergian sang raja membuat United seperti anak ayam kehilangan induk dan Arsenal memanfaatkan kesempatan untuk meraih gelar juara.

Masa keemasan Becks datang di tahun 1999 ketika ia menjadi bagian dari sejarah dengan membawa man Utd memenangkan tiga gelar juara, Piala FA, juara Liga Inggris dan juara Piala Champions. Ketiga gelar ini diraih dengan kemenangan fantastis yang harus direbut dengan perjuangan sepanjang musim. musim berikutnya, Becks berhasil menjadi runner up European Footballer of the Year dan FIFA World Player of the Year di belakang Rivaldo. Hasil ini juga membantunya menjadi kapten tim nasional Inggris mulai dari tahun 2000 hingga 2006 sebelum ia mundur dari jabatan tersebut.

Hubungan renggang dengan pelatih legendaris Sir Alex Ferguson usai pernikahannya dengan Victoria Adams anggota Spice Girls membuat Becks angkat kaki dari Old Trafford dan memilih Santiago Bernabeu sebagai tujuan berikutnya. "Tidak pernah terjadi masalah sampai ia menikah. Dia biasa berlatih di akademi pada malam hari dengan tekun, dia anak muda yang fantastis. memasuki pernikahan dengan sorotan dunia entertainment bukanlah hal yang mudah – sejak saat itu, hidupnya tidak pernah sama lagi. Begitu besarnya dia sebagai selebritis, sepakbola hanya menjadi bagian kecil kehidupannya." ungkap Sir Alex Ferguson ketika menyoroti pernikahan Beckham.

Pada kali lain, Sir Alex juga menyatakan kekagumannya, "Beckham berlatih dengan kedisplinan untuk mendapatkan akurasi yang tidak dipedulikan pemain lain."

CRISTIANO RONALDO
(2003-2009), Portugal, RM, 292, 118


Pemuda kelahiran 5 Februari 1985 bernama lengkap Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro ini mungkin salah satu pemain terbaik di dunia saat ini, pemain sayap yang bisa didorong ke depan lengkap dengan akselerasi yang hebat, kaki yang lincah, tendangan dan sundulan yang akurat serta tajam.

Saat pertama kali bergabung dengan manchester United Cristiano Ronaldo menginginkan nomor punggung 28, sama seperti yang ia gunakan di Sporting. "Ketika aku bergabung, manajer menanyakan nomor punggung mana yang aku inginkan. Aku bilang 28. Tapi Ferguson bilang tidak. 'Kamu akan mengenakan nomor punggung 7'. Nomor punggung itu adalah legenda dan menjadi penambah motivasi."

Ronaldo memulai debutnya bagi Setan merah sebagai pemain pengganti dalam duel melawan Bolton Wanderers. Gol pertama Ronaldo dicetak melalui tendangan bebas ketika mU mengalahkan Portsmouth 3-0 pada tanggal 1 November 2003. Ronaldo-lah pencetak gol United ke-1000 dalam kompetisi Liga Inggris pada tanggal 29 Oktober 2005 walaupun pada saat itu mU menderita kekalahan 1-4 di tangan middlesbrough. Di musim pertamanya, Ronaldo mencetak 10 gol di semua kompetisi dan gelar FIFPro Special Young Player of the Year pada tahun 2005 jatuh ke tangannya.

Musim berikutnya permainan Ronaldo yang mulai menyatu dengan teman satu tim membuahkan hasil, permainan mU berkembang pesat. Bulan November dan Desember 2006 Ronaldo mendapatkan penghargaan Barclays Player of the month, pemain ketiga dalam sejarah Premier League yang meraih penghargaan ini berturut-turut setelah Robbie Fowler pada tahun 1996 dan Dennis Bergkamp di tahun 1997. Golnya ke gawang manchester City pada tanggal 5 mei 2007 menahbiskan gelar Premier League pertama setelah empat tahun Setan merah tanpa gelar dan sekali lagi Ronaldo terpilih menjadi penerima penghargaan FIFPro Special Young Player of the Year. Penghargaan ini kemudian disusul dengan gelar PFA Players' Player of the Year dan PFA Young Player of the Year sekaligus PFA Fans' Player of the Year untuk melengkapi hattrick penghargaan yang diberikan padanya dalam satu musim.

Menyadari kemampuannya yang diatas rata-rata, man Utd memutuskan untuk memperpanjang kontrak Ronaldo dan memberikan bayaran mingguan tertinggi sepanjang sejarah United untuknya. Di tahun yang sama Ronaldo menjadi runner up Ballon d'Or di belakang Kaká dan berada di tempat ketiga FIFA World Player of the Year di belakang Kaká dan Lionel messi.

Di partai final Piala Champions di akhir musim 2007-2008 melawan rival satu liga, Chelsea, Ronaldo mencetak gol pembuka setelah menit ke-26 walaupun kemudian Chelsea mencetak gol balasan dan pertandingan harus diperpanjang ke adu penalti. Ronaldo gagal mencetak gol pada adu penalti dan mU seakan sudah kehilangan harapan untuk memenangkan gelar. Beruntung, keajaiban terjadi. John Terry terpeleset karena licinnya lapangan dan tembakannya melenceng. Setan merah memenangkan Piala Champions dengan kemenangan 6-5 atas Chelsea. musim hebat itu diakhiri Ronaldo dengan penghargaan UEFA Fans' man of the match melalui penampilannya di final Piala Champions. Sepanjang musim Ronaldo mencetak 42 gol di semua kompetisi, 4 gol lebih sedikit dibandingkan rekor 46 gol dalam semusim yang diciptakan Denis Law pada musim 1963-1964.

2 Desember 2008, Ronaldo menjadi pemain man Utd pertama yang meraih Ballon d'Or sejak George Best di tahun 1968 dan mengungguli rival terhebatnya, Lionel messi. Dia juga menjadi pemain Premier League pertama yang mendapatkan gelar FIFA World Player of the Year, juga pemain Portugal pertama sejak Luis Figo di tahun 2001.

Memperoleh segalanya di manchester United membuat Ronaldo jenuh, konon dia ingin tantangan baru dan menyampaikan niatnya untuk hijrah ke Real madrid, tim yang telah mengejarnya sejak dua tahun belakangan. Setelah musim sebelumnya berusaha keras menahan kepergian Ronaldo, Ferguson akhirnya mengijinkan anak emasnya itu pindah dan kucuran dana hebat Real madrid menjadikan Cristiano Ronaldo sebagai pemain termahal dunia.

Michael owen



Michael James Owen lahir 14 Desember 1979 di Chester, Inggris. mengikuti jejak ayahnya bermain bola, Owen mengawali karir di Liverpool pada tahun 1996 dan masuk ke tim utama sejak mei 1997. Di musim pertamanya, Owen memuncaki tangga top skor, prestasi ini diulanginya di musim berikut. masa keemasannya hadir pada tahun 2001 ketika Liverpool memenangkan Piala UEFA, Piala FA dan Piala Liga. Hasil ini menghadirkan penghargaan Ballon d'Or bagi Owen. Selama karirnya di Liverpool, Owen mencetak 118 gol dalam 216 penampilan.

Di tingkat nasional, Owen dipanggil masuk ke timnas di tahun 2008 untuk menjadi pemain Inggris termuda di Piala Dunia. Di sana, ia juga menjadi pencetak gol termuda. Penampilannya di Piala Dunia 1998 menjadi sorotan dan pujian pengamat, ia mencetak gol lagi bagi timnas Inggris di Euro 2000, Piala Dunia 2002 dan Euro 2004. Owen adalah satu-satunya pemain yang telah mencetak gol di empat turnamen besar bagi Inggris.

Tahun 2004 Owen pindah ke Real madrid namun gagal menempati starting lineup, walaupun begitu Owen berhasil mencetak 13 gol. musim berikutnya Owen pulang ke Liga Inggris untuk bergabung dengan Newcastle United, karirnya seakan membaik di awal musim, sayang cidera memaksanya absen hingga 18 bulan. Ketika kembali ke lapangan hijau, dia menjadi kapten The magpies dan menjadi pencetak gol terbanyak bagi Newcastle sepanjang musim. Sayang prestasi The magpies hancur lebur. Di akhir kontraknya, Newcastle terdegradasi ke divisi 1 dan Owen pun angkat kaki ke Theatre of Dreams dengan status bebas kontrak.

Kepergian sang mahabintang Cristiano Ronaldo membuat kostum bernomor punggung 7 tanpa nama. Sir Alex Ferguson memberikan kostum legendaris itu pada Owen. Ia mencetak gol perdana bagi mU pada pertandingan persahabatan melawan malaysian XI sebagai pemain pengganti. Gol resmi pertamanya hadir ketika mU mengalahkan Wigan Athletic 5-0 dan hattrick pertamanya sejak 2005 hadir ketika mU mencukur Wolfsburg 3-1 di ajang Piala Champions.

5 pemain terkaya di dunia

1. DAVID BECKHAM
david beckham | 5 Pemain Sepakbola Terkaya di Dunia 2011Tua-tua keladi, walau tua banyak duitnya. Pemain Sepakbola kelahiran Inggris dan kini merumput di LA Galaxy – USA, ini mendapatkan kekayaannya dari gajinya sebagai pemain sepakbola, sponsor, iklan, royalti dan sebagainya. Setidaknya uang yang David Beckham kantongi pada tahun 2011 mencapai Rp. 229.944.000.000,- (brapa hayo… ^_^ yaitu 229 Milyard 994 Juta Rupiah, alias hampir 1/3 Trilyun Rupiah.)

2. RICARDO KAKA
Ricardo Kaka | 5 Pemain Sepakbola Terkaya di Dunia 2011Ricardo Kaka, pemain yang jarang dimainkan oleh tim nya, Real Madrid pada musin 2010 lalu karena sering di dera cidera, tidak membuatnya menjadi kekurangan duit.
Setidaknya Rp. 234.234.000.000 (234 Milyar 234 Juta rupiah) di kantongi pemain asal Brazil di tahun 2011-2012, kayaknya cukup tuh duitnya buat beli kerupuk se pulau jawa.

3. WAYNE ROONEY
Wayne Rooney | 5 Pemain Sepakbola Terkaya di Dunia 2011Pemain andalan tim Setan Merah, Man-Utd, Wayne Rooney, Bomber ganas negara Inggris yang telah mencetak 16 Gol musim 2010, masuk dalam jajaran pemain terkaya dunia 2011-2012.
Setidaknya uang yang ada di kantongnya (kantongnya segede apa ya?) mencapai Rp. 250.536.000.000,- (250 Milyar 536 Juta Rupiah). Kebanyakan dia dapat dari Gaji dan Iklan.

4. CRISTIANO RONALDO
Cristiano Ronaldo | 5 Pemain Sepakbola Terkaya di Dunia 2011Kalo anda tidak kenal pemain sepakbola yang satu ini, keterlaluan. Namanya Cristiano Ronaldo, pemain termahal dunia yang kini merumput di Real Madrid ini tidak diragukan memiliki penghasilan melimpah dari iklan, merchandise, sponsor, royalti dan gajinya sebagai pemain sepakbola. Sekitar Rp. 332.904.000.000,- (332 Milyar 904 Juta Rupiah) dia simpan selama tahun 2011.

5. LIONEL MESSI
Lionel Messi | 5 Pemain Sepakbola Terkaya di Dunia 2011Kecil, imut, baby face, tapi di takuti setiap pemain bertahan diatas planet bumi ini. Itulah Lionel Messi, yang disebut-sebut sebagai Alien yang menyamar di bumi untuk bermain bola.. wkwkwk.
Walau kecil, imut, krempeng, dan kalem, tapi untuk urusan kocek, jangan pandang remeh. Tercatat Lionel Messi adalah PEMAIN SEPAKBOLA TERKAYA di Jagad Raya 2011, dengan uang yang dia kantongi sebesar Rp. 375.804.000.000,- (375 Milyar 804 Juta Rupiah), penghasilannya 1 tahun tersebut cukup untuk biaya hidup 7 turunan..
Kapan ya saya bisa sekaya mereka? Kapan ya saya bisa punya duit sebanyak para PEMAIN SEPAKBOLA TERKAYA DI DUNIA 2011-2012 …. ngimpi mode on.

10 pelatih termahal di dunia

10. Arsene Wenger (4.8 juta euro per tahun)
pelatih bola termahal
Lahir di prancis 22 Oktober 1949. Merupakan rival abadi Fergusson baik di media maupun di lapangan hijau. Si Professor (julukannya) menjadi manager yang tergolong sukses membangun Arsenal menjadi sebuah tim yang kompeten baik di EPL maupun di liga Champions. Sangat handal dalam membina sejumlah pemain muda seperti Henry, Fabregas, dll.

9. Gus Hiddink (5 juta euro per tahun)
pelatih bola termahal
Lahir 8 November 1946 di Belanda. Tergolong pelatih yang telah banyak mengenyam asam garam. Berbagai klub serta negara telah merasakan sentuhan manis Hiddink. Salah satu prestasi fenomenalnya adalah membawa tim nasional Korea Selatan hingga semifinal di Piala Dunia 2002.

8. Louis Van Gaal (5.2 juta euro per tahun)
pelatih bola termahal
Lahir di Amsterdam, Belanda 8, agustus 1951. Memulai debut kepelatihaanya bersama Ajax Amsterdam dan meraih berbagai titel bersama klub ini. Ia sukses menjadikan generasi emas Ajax berjaya meraih tahta diantaranya liga champions pada 1994/95. Di periode 2000- 2002 ia sempat menangani tim Der Oranje namun dianggap gagal dan namanya sempat meredup. Di musim 2008/09 Van Gaal kembali menemukan sentuhanya ketika membawa AZ juara liga Belanda menggeser dominasi Ajax dan PSV selama ini. Kini ia kembali mencoba peruntungannya bersama Bayern Muenchen di Bundesliga.

7. Manuel Pellegrini ( 5.5 juta euro per tahun)
pelatih bola termahal
Lahir 16 September, 1953 di Chile. Karir kepelatihaannya banyak dihabiskan dengan mengangani sejumlah klub-klub di Amerika Latin. Namanya mulai naik daun saat berhasil menggenjot Villareal menjadi kuda hitam baik di kompetisi Eropa maupaun liga Spanyol hingga akhirnya kini ia direkrut oleh Real Madrid. Namun, karena dianggap gagal, ia pun dipecat klub raksasa itu.

6. Carlo Ancelotti (6 juta euro per tahun)
pelatih bola termahal
Lahir 10 Juni 1959 di Reggiolo Italia. Puncak karir kepelatihaanya ketika berhasil meraih berbagai piala bersama raksasa Italia, AC Milan. Ia pun tercatat sebagai salah satu orang yang berhasil meraih Liga Champions baik sebagai pemain ataupun pelatih. Ancelotti saat ini melatih klub Inggris, Chelsea.

5. Roberto Mancini (6 juta euro per tahun)
pelatih bola termahal
Lahir 27 ovember 1964 Ancona, Italia. Merupakan manager muda yang dianggap potensial. Sangat menyukai tipikal formasi menyerang. Namanya muncul di permukaan ketika menjadi asisten pelatih dari Sven Gorran Erricson saat di lazio. Setelah dianggap cukup sukses di lazio pada periode 2002-2004, ia pun akhirnya bergabung dengan raksasa Italia, Inter Milan. Saat ini ia melatih Manchester City.

4. Sir Alex Ferguson (7 juta euro per tahun)
pelatih bola termahal
Lahir 31 Desember 1941 di Glasgow, Skotlandia. Salah satu manager terbaik sepanjang masa. Merupakan tokoh penting dibalik berdirinya emperium raksasa Eropa, Manchester United.

3. Fabio Capello ( 11 juta euro per tahun)
pelatih bola termahal
Seorang manajer berkebangsaan Italia. Merupakan contoh pelatih bertangan dingin yang lebih mementingkan hasil ketimbang permainan. Ia sempat merasakan masa keemasan bersama AC Milan di periode 90-an dengan trio Belandanya.

2. Jose Mourinho ( 11 juta euro per tahun)
pelatih bola termahal
Lahir 26 January 1963, Maurinho terkenal dengan gayanya yang necis dan eksentrik yang kerap memancing kontroversi di media pers. Sebagai seorang pelatih muda Maurinho memang sudah kesohor akan kemampuannya dalam kejeniusannya menganalisa taktik permainan. Mulai muncul di permukaan saat meraih Liga champion 2004 bersama FC Porto dengan menaklukan AS Monaco 3-0 di final. Alhasil ia pun direkrut chelsea yang kala itu sedang dalam proses membangun emperium eropa bersama Abrahamovic-nya.
Salah Satu statement terkenal yang dilontarkanya ketika bergabung pertama kali dengan Chelsea adalah, “Jangan sebut aku arogan, tapi aku memang jawara Eropa, dan kupikir aku memang orang yang spesial”.

1. Fellipe Scolari ( 16.6 juta euro per tahun)
pelatih bola termahal
Lahir 9 November 1948 di Passo Fundo, Rio Grande do Sul. Big Phil (julukannya) mulai menanjak karirnya semenjak berhasil membawa Ronaldo cs mengangkat trofi Piala Dunia 2002.

Liverpool.FC


Liverpool Football Club (dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds) adalah sebuah klub sepak bola asal Inggris yang berbasis di Kota Liverpool. Saat ini Liverpool adalah peserta Liga Utama Inggris.
Liverpool telah memenangkan 5 trofi Liga Champions UEFA (dulu Piala Champions) dan merupakan klub dengan pemegang gelar juara Liga Champions UEFA terbanyak di Inggris dan ketiga di Eropa setelah Real Madrid dan AC Milan[2]. Selain itu Liverpool juga pemegang masing-masing 3 gelar juara Liga Eropa UEFA[3] dan Piala Super UEFA[4].
Di kompetisi domestik, Liverpool adalah klub dengan 18 gelar juara Liga Inggris, 7 Piala FA, serta 7 kali juara Piala Liga.
Liverpool didirikan pada tahun 1892 dan bergabung dengan Football League pada tahun berikutnya. Klub ini telah bermain di Stadion Anfield sejak pembentukannya yang terletak sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.
Periode paling sukses dalam sejarah Liverpool adalah pada tahun 1970-an dan 1980-an ketika Bill Shankly dan Bob Paisley memimpin klub dengan sebelas gelar liga dan tujuh piala Eropa.
Liverpool memiliki sejarah persaingan yang panjang dengan klub tetangganya Everton dan juga dengan Manchester United. Persaingan dengan klub sekota terkenal dengan nama Derby Merseyside.

Masa awal dan pembentukan

Liverpool didirikan pada tanggal 15 Maret 1892[5] sebagai akibat perseteruan antara Komite Everton FC dengan John Holding sebagai Presiden Klub yang juga pemilik stadion Anfield. Sebelumnya pada tahun 1891 John Houlding, sebagai penyewa dari Stadion Anfield, membeli tanah tersebut secara langsung dan mengusulkan meningkatkan harga sewa dari £ 100 sampai £ 250 per tahun[6]. Everton, yang telah bermain di Anfield selama tujuh tahun, menolaknya dan terjadi perseteruan.
Liverpool tahun 1892-93
Akibat dari perseteruan itu, Everton akhirnya pindah ke stadion Goodison Park dan John Holding menjadikan stadion Anfield sebagai kandang Liverpool sampai sekarang[7].
Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau diringkas Everton Athletic, namun Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menolak mengakui ada dua tim bernama Everton[8]. Pada bulan Juni 1892, John Houlding akhirnya memilih nama Liverpool F.C. sebagai nama baru, dan Liverpool menjelma menjadi kekuatan serius di kompetisi sepak bola Inggris.
Mengawali debutnya sebagai klub sepak bola profesional Liverpool bermain di Liga Lancashire dan berhasil menjadi juara sebelum akhirnya bergabung dengan Divisi II Liga Inggris (sekarang bernama Football League Championship) pada musim 1893-94. Pada musim pertamanya di Divisi II, Liverpool langsung menjadi juara dan berhak untuk promosi ke Divisi I (sekarang bernama Liga Primer Inggris). Liverpool tidak menunggu lama untuk menjadi juara liga, karena pada musim pertamanya di Divisi I ini (1900-01), Liverpool sukses menjuarai Divisi I dan mengulanginya lagi lima tahun kemudian[9].

Masa perkembangan

Final Piala FA pertama dilakukan pada tahun 1914, meskipun akhirnya mereka dikalahkan Burnley 1-0. Setelah itu Liverpool berhasil meraih juara liga 2 musim berturut-turut yaitu musim 1921-22 dan 1922-23, namun tidak mendapatkan tropi lagi sampai musim 1946-47 ketika berhasil meraih gelar liganya yang ke 5[10]. Setelah berada di Divisi I selama lebih dari 50 tahun, akhirnya Liverpool mengalami kemerosotan dan terdegradasi ke Divisi II pada musim 1953-54[11].
Beberapa saat setelah Liverpool dikalahkan oleh Worcester City, klub di luar Football League pada Piala FA musim 1958-59, Bill Shankly ditunjuk sebagai manajer pada bulan Desember 1959. Shankly merombak tim secara besar-besaran dengan melepas 24 pemain lama dan menggunakan sebuah ruangan di stadion Anfield untuk menggelar rapat kepelatihan. Ruangan ini di namakan 'The Boot Room' yang berhasil melahirkan manajer-manajer legendaris Liverpool di kemudian hari.
Di ruangan inilah Bill Shankly dan anggota 'Boot Room' lainnya seperti Bob Paisley, Joe Fagan dan Reuben Bennett[12] mulai membangun kekuatan Liverpool yang membuat iri tim lain. Hasil dari renovasi yang dilakukan oleh Bill Shankly mulai membuahkan hasil ketika berhasil promosi kembali ke Divisi I pada musim 1961-62 dan menjadi juara liga pada musim 1963-64.

Masa kejayaan

Patung mantan manajer Bill Shankly, diluar Stadion Anfield
Liverpool meraih era terbaiknya saat dibawah manajer Bill Shankly. Pelatih ini kemudian menjadi legenda Liverpool. Ia sangat dihormati karena berhasil membawa Liverpool kembali ke divisi satu setelah sebelumnya berada di divisi dua selama 8 musim. Untuk menghormati jasanya, dibuatlah patung Bill Shankly di pintu masuk Anfield. Pemain-pemain yang terkenal pada masa ini termasuk Ray Clemence, Mark Lawrenson, Graeme Souness, Ian Callaghan, Phil Neal, Kevin Keegan, Alan Hansen, Kenny Dalglish (102 cap), dan Ian Rush (346 gol)

Era Bill Shankly

Setelah menjuarai Piala FA yang pertama pada tahun 1965 dan menjuarai liga pada musim 1965-66, Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar juara liga dan Piala UEFA pada musim kompetisi 1972-73. Musim berikutnya Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar Piala FA setelah membantai Newcastle United 3-0. Tidak ada yang menyangka bahwa gelar Piala FA itu merupakan persembahan terakhir dari seorang Bill Shankly. Karena secara tiba-tiba Bill Shankly memutuskan untuk pensiun.
Pemain dan Liverpudlian ( julukan untuk penggemar fanatik Liverpool FC ) berusaha untuk membujuk, bahkan para pekerja di Liverpool mengancam akan melakukan mogok kerja. Tetapi Bill Shankly tetap pada pendiriannya dan menyerahkan tongkat manajerial kepada asisten-nya yaitu Bob Paisley. Bill Shankly akhirnya pensiun pada tahun 1974[13] dan bergabung dengan Liverpudlian di tribun The Kop.

Era Bob Paisley

Kejayaan Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang pada saat itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer Liverpool dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley tidak dapat memberikan gelar untuk Liverpool. Selama 9 tahun Bob Paisley menjabat sebagai manajer Liverpool FC, ia memberikan total 21 tropi, termasuk 3 Piala Champions, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris dan 3 Piala Liga secara berturut-turut[14].
Dengan semua gelar itu tidak salah bila Bob Paisley menjadi manajer tersukses yang pernah menangani klub Inggris. Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi Bob Paisley juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan tampilnya para bintang muda seperti: Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley akan mewariskan sebuah skuat muda yang sangat hebat dan berbakat, tetapi dengan semua torehan gelar itu akan menjadi sangat berat buat siapapun penerusnya.

Era Joe Fagan

Paisley pensiun pada tahun 1983 dan digantikan oleh asistennya Joe Fagan[15]. Sebagai penerus Bob Paisley, Joe Fagan yang pada saat itu berusia 62 tahun, di musim pertamanya berhasil mempersembahkan treble buat Liverpool yaitu juara Liga Inggris, juara Piala Liga dan juara Piala Champions. Raihan ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepak bola pertama di Inggris yang berhasil meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi[16].
Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di Stadion Heysel. Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara Liverpool dan Juventus F.C. ini menewaskan 39 orang, sebagian besar adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepakbola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14 Liverpudlian didakwa bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Heysel.
Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan memutuskan untuk pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada Kenny Dalglish[17] yang ditunjuk sebagai manajer-pemain. Joe Fagan menyerahkan tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang pada saat itu sudah menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan kapabilitas sebagai seorang manajer.

Era Kenny Dalglish

Pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali, termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim kompetisi 1985-86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan Liverpool FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada saat itu.
Kesuksesan Liverpool FC di masa kepemimpinan Kenny Dalglish kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough. Pada pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forest F.C. tanggal 15 April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam stadion yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit pagar pembatas stadion[18]. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di tempat kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1 Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun[19].
Akibat Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan penelitian kembali mengenai faktor keamanan stadion sepak bola di negaranya. Dikenal dengan sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi Hillsborough ini adalah faktor penonton yang melebihi kapasitas stadion karena kurangnya antisipasi dari pihak keamanan[20]. Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun berdiri.
Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan Hillsborough, 'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma yang menghinggapi dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 ia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC. Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia sepak bola pada saat itu, karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan Arsenal dalam perebutan gelar Liga Inggris.
Alasan yang disebutkan oleh Kenny Dalglish pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam menahkodai Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh pelatih tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme Souness[21] sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian dikenang sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena sangat sukses baik sebagai pemain maupun manajer.

Masa liga primer

Perginya 'King' Kenny Dalglish dan 2 tragedi yang mengerikan ( Heysel dan Hillsborough ) sepertinya memberikan trauma, hukuman atau kutukan yang mendalam bagi Liverpool FC. Kedatangan Graeme Souness pun tidak mengubah peruntungan Liverpool FC. Walaupun Souness bisa memberikan gelar Piala FA pada tahun 1992, tetapi dengan kebijakan transfer pemain yang kurang baik dan penerapan strategi yang sedikit membingungkan menjadikan Liverpool tampil tidak konsisten pada musim itu. Hal lain yang memperburuk hubungan Souness dan Liverpudlian adalah ketika Souness menceritakan proses pemulihan kesehatannya pasca operasi jantung kepada koran The Sun.
Seperti diketahui bahwa masyarakat di Merseyside memboikot koran The Sun yang sering memojokkan Liverpudlian mengenai Tragedi Hillsborough. Pada 28 Januari 1994, Graeme Souness akhirnya mengundurkan diri sebagai manajer Liverpool FC setelah tersingkir dari Piala Liga Inggris dan Piala FA. Pelatih Roy Evans ditunjuk sebagai manajer Liverpool FC selanjutnya. Liverpool FC berada di urutan ke 8 klasemen hasil terburuk selama 29 tahun terakhir. Walaupun secara raihan gelar juara Graeme Souness tidak sukses, tetapi pada masa kepemimpinannya banyak lahir talenta muda diantaranya : Robbie Fowler, Steve McManaman, Jamie Redknapp, Rob Jones dan David James.
Manajer Liverpool selanjutnya adalah pelatih senior Roy Evans yang sudah bersama Liverpool FC selama lebih dari 30 tahun. Pada musim 1994-95 Liverpool menduduki peringkat 5 Liga Primer Inggris dan berhasil menjuarai Piala Liga Inggris dengan mengalahkan Bolton Wanderers dengan skor 2-1. Roy Evans berhasil mengembalikan ciri khas permainan Liverpool yaitu pass and move. Tetapi permainan apik dan indah Liverpool FC pada masa ini tidak diimbangi determinasi dan agresifitas yang memadai dari para pemainnya, sehingga Liverpool pada masa Roy Evans sering disebut Spice Boys.
Selain semakin matangnya pemain seperti : Robbie Fowler, Steve McManaman dan Jamie Redknapp, pada masa kepelatihan Roy Evans muncul bakat muda bernama Michael Owen yang berhasil mencetak 18 gol dan menjadi PFA Young Player of the Year Award pada tahun 1998.
Pada musim kompetisi 1998-99 Liverpool FC menarik pelatih asal Perancis, Gérard Houllier untuk berpartner dengan Roy Evans sebagai joint manager. Tetapi Roy Evans merasa tidak cocok bekerjasama dengan Houllier, sehingga mengundurkan diri pada bulan November 1998. Setelah menjadi manajer tunggal, Houllier merombak total tim dengan memasukan pemain seperti : Sami Hyypia, Stephan Henchoz, Markus Babbel, Dietmar Hamann, Gary McAllister dan Emile Heskey. Selain muncul bintang muda Michael Owen, Houllier juga berhasil mempromosikan bakat muda dengan talenta luar biasa bernama Steven Gerrard.
Pada tahun 2001, musim ke-2 Houllier sebagai manajer tunggal, Liverpool memenangi "Treble" yaitu : Piala FA, Piala Liga and Liga Eropa UEFA .[22] Tahun 2001 menjadi tahun terbaik Liverpool FC setelah mengalami kemerosotan prestasi pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga Inggris, Piala FA, Piala UEFA, Community Shield dan Piala Super UEFA.
Keberhasilan ini memunculkan secercah harapan bagi Liverpool untuk dapat meraih gelar juara Liga Utama Inggris yang terakhir diraih pada tahun 1990. Pada tahun 2003 Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga Inggris dan menduduki peringkat ke 4 pada musim 1993-94 sehingga berhak mengikuti kualifikasi Liga Champions UEFA. Walaupun berhasil memberikan sejumlah gelar buat Liverpool FC, tetapi taktik bertahan yang diterapkan Houllier dianggap tidak bisa bersaing untuk meraih gelar Liga Inggris. Taktik bertahan dan mengandalkan serangan balik sangat mudah diantisipasi oleh lawan, sehingga pada 24 Mei 2004, Gérard Houllier digantikan oleh Rafael Benitez.

Era Rafael Benitez

Rafael Benitez datang ke Liverpool FC setelah berhasil membawa Valencia menjadi juara Liga Spanyol 2 kali dan juara Piala UEFA. Harapan Liverpudlian untuk menjadi juara Liga Inggris kembali membumbung tinggi setelah Benitez berhasil membawa Liverpool FC menjuarai Liga Champions UEFA 2004-05 untuk yang ke 5 kalinya. Pada final yang dikenang sebagai partai terhebat sepanjang masa, Liverpool FC berhasil mengalahkan A.C. Milan setelah tertinggal 0-3 di babak pertama[23]. Tetapi gol dari kapten Steven Gerrard, Vladimir Smicer dan penalti Xabi Alonso berhasil membawa Liverpool FC ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Kiper Liverpool FC Jerzy Dudek menjadi pahlawan setelah berhasil menahan tendangan penalti Shevchenko.
Kemenangan pada partai final Liga Champions inilah yang menjadi alasan kapten dan legenda hidup Liverpool FC Steven Gerrard untuk tidak pindah ke klub lain. Keputusan yang disambut gembira oleh para Liverpudlian. Liverpool FC kemudian dibawa Rafael Benitez untuk menjadi juara Piala Super Eropa dengan mengalahkan juara Piala UEFA CSKA Moskwa dengan skor 3-1.
Piala FA tahun 2006 menjadi piala terakhir yang dipersembahkan oleh Rafael Benitez untuk Liverpool FC. Dalam perjalanan menuju final piala FA, Liverpool FC mengalahkan Luton Town dengan skor 5-3, Manchester United 1-0, Birmingham City 7-0 dan mengalahkan Chelsea 2-1 di semi-final. Di partai final Liverpool FC berhasil mengalahkan West Ham United[24] dengan Steven Gerrard sebagai Man Of The Match.
Steven Gerrard memberi umpan untuk gol pertama, melakukan tendangan voli untuk gol ke 2 dan melakukan tendangan jarak jauh yang fenomenal pada menit ke 91. Dengan skor 3-3 akhirnya pertandingan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Walaupun selama pertandingan kiper Pepe Reina beberapa kali melakukan kesalahan fatal, tetapi pada saat adu penalti berhasil menahan 3 dari 4 tendangan pemain West Ham United. Final Piala FA ini disebut sebagai 'Final-nya Gerrard' dan dicatat sebagai partai final terbaik di era modern Piala FA.
Setelah memenangi Community Shield tahun 2006 dan berhasil mencapai final Liga Champions 2007, musim-musim berikutnya menjadi musim tanpa gelar bagi Rafael Benitez dan Liverpool FC. Satu-satunya kabar yang menggembirakan bagi Liverpudlian adalah kembalinya 'King' Kenny Dalglish untuk membidani Liverpool FC Youth Academy pada tahun 2009. Akhirnya Rafael Benitez berhenti pada tanggal 3 Juni 2010[25] dan digantikan oleh manajer Fulham yaitu Roy Hodgson[26].
Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC mengalami 2 kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007 ketika dibeli oleh George Gillett dan Tom Hicks[27] dan pada tahun 2010 ketika Liverpool FC di ambil alih New England Sports Ventures milik John W. Henry[28].

Era Roy Hodgson

Pada tanngal 1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani Liverpool FC selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan sangat bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool FC dan tidak sabar untuk bertemu dengan para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja di Melwood. Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak menentu karena sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita tentang kebangkrutan klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat memengaruhi suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya mengawali musim 2010-11 dengan sangat buruk.
Sampai pertengahan bulan Oktober Liverpool FC berada di zona degradasi dan kalah dari klub divisi II Northampton Town. Selain itu Liverpool FC menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA bila tidak bisa menyelesaikan situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari 2011 Liverpool FC dan Roy Hodgson sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan posisi manajer selanjutnya dijabat oleh 'King' Kenny Dalglish untuk yang ke 2 kalinya sampai akhir musim[29].

Kembalinya sang raja

Tepat tanggal 8 Januari 2011 Kenny Dalglish resmi menjabat sebagai manajer Liverpool FC untuk yang ke 2 kalinya. Walaupun pada pertandingan perdana mengalami kekalahan di Piala FA, tetapi 'King' Kenny Dalglish berhasil mengembalikan performa pemain dan ciri khas 'pass and move' Liverpool FC. Buktinya 'King' Kenny Dalglish berhasil mengangkat Liverpool FC dari zona degradasi ke posisi 6 klasemen sementara Liga Inggris.
Hasil ini tidak lepas dari keberanian 'King' Kenny Dalglish untuk menjual pemain bintang seperti Fernando Torres kemudian membeli Luis Suarez dari Ajax Amsterdam dan Andy Carroll dari Newcastle United. Keberanian dalam hal memasang pemain muda seperti: Martin Kelly, Jay Spearing, dan Danny Wilson pun layak diacungi jempol. Raihan inilah yang membuat banyak pihak mendesak agar 'King' Kenny Dalglish di kontrak secara permanen sebagai manajer Liverpool FC.
Setelah mengakhir liga di posisi ke-8 pada musim 2011-12, posisi terburuk di liga selama 18 tahun terakhir,[30] Dalglish diberhentikan sebagai manajer Liverpool.[31] Dalglish digantikan oleh manajer Swansea City yaitu Brendan Rodgers.[32]

Tragedi

Klub ini juga terlibat dalam dua tragedi besar dalam sepak bola Eropa, yaitu dalam Tragedi Heysel pada 1985 dan Tragedi Hillsborough pada 1989. Tragedi Heysel mengakibatkan klub-klub dari Inggris dilarang tampil di ajang kejuaraan Eropa selama 5 tahun.

Lambang

Lambang 'Liver Bird' pertama kali muncul di seragam Liverpool FC pada partai final Piala FA tahun 1950. Lambang yang secara signifikan telah menjadi bagian dari perjalanan panjang Liverpool FC. Lambang Liverpool ini mengalami perubahan pertama pada musim kompetisi 1955-56 dimana gambar 'Liver Bird' berada di dalam lingkaran ouval dan tulisan L.F.C berada di bawah 'Liver Bird'. Lambang versi ini bertahan sampai tahun 1968.
Pada tahun 1968 diambil keputusan untuk memperkenalkan lambang klub yang lebih modern. Lambang 'Liver Bird' langsung disulam ke seragam pemain dengan menyingkirkan garis pijakan pada kaki 'Liver Bird' dan menghilangkan lingkaran ouval. Lambang ini bertahan sampai tahun 1987, dimana pada tahun 1985 sponsor seragam berubah dari UMBRO kepada ADIDAS.
Seiring dengan perubahan sponsor seragam, maka lambang Liverpool pada tahun 1987 mengalami perubahan yang ke 3. Lambang 'Liver Bird' kembali berada di dalam tameng seperti lambang Liverpool FC yang pertama, tetapi kali ini penulisan Liverpool Football Club di bawah 'Liver Bird' tidak di singkat. Lambang ini bertahan sampai tahun 1992, dimana Liverpool FC akan mengadakan perayaan hari jadi yang ke 100 tahun.
Untuk merayakan 100 tahun Liverpool FC, lambang klub mengalami perubahan yang cukup signifikan. Penambahan ornamen 'Shankly Gates' dengan tulisan 'You'll Never Walk Alone' di atas tameng 'Liver Bird' dimaksudkan untuk mengingatkan jasa manajer Bill Shankly yang telah menjadi pondasi kokoh bagi Liverpool FC. Di dalam tameng terdapat tulisan Liverpool Football Club 100 tahun dan lambang 'Liver Bird'. Kemudian di bawah tameng ada tulisan angka 1892-1992.
Tahun 1993 lambang klub kembali berubah dengan penambahan kobaran api kembar di kedua sisi tameng 'Liver Bird'. Kobaran api kembar ini untuk mengenang para Liverpudlian yang menjadi korban pada tragedi Hillsborough.[33] Lambang Liverpool terakhir ini tidak banyak mengalami perubahan sampai dengan tahun 1999. Lambang Liverpool FC yang sekarang ini dibuat pada tahun 1999 hanya dengan komposisi 2 warna. Tetapi sejak tahun 2002, lambang Liverpool FC dibuat dengan 'full colour' seperti sekarang ini.

Pemasok kostum dan sponsor

Pemasok kostum


  • Liga Utama Inggris[ket 1] : Juara (18)[ket 2]
    • 1900–01, 1905–06, 1921–22, 1922–23, 1946–47, 1963–64, 1965–66, 1972–73, 1975–76, 1976–77, 1978–79, 1979–80, 1981–82, 1982–83, 1983–84, 1985–86, 1987–88, 1989–90
  • Liga Championship Inggris[ket 3] : Juara (4)
    • 1893–94, 1895–96, 1904–05, 1961–62
  • Liga Lancashire : Juara (1)
    • 1892–93
  • Liga Champions UEFA : Juara (5)
  • Liga Eropa UEFA[ket 5] : Juara (3)
    • 1972–73, 1975–76, 2000–01
  • Piala FA : Juara (7)
    • 1964–65, 1973–74, 1985–86, 1988–89, 1991–92, 2000–2001, 2005–2006
  • Piala Remaja FA : Juara (2)
    • 1995–96, 2006–07
  • Piala Liga : Juara (8)[ket 4]
    • 1980–81, 1981–82, 1982–83, 1983–84, 1994–95, 2000–01, 2002–03, 2011–12
  • Charity Shield : Juara (15)
  • Piala Super Eropa : Juara (3)
    • 1977, 2001, 2005
  • Piala Super : Juara (1)
    • 1985–86
  • Divisi Satu untuk Cadangan : Juara (16)
    • 1956–57, 1968–69, 1969–70, 1970–71, 1972–73, 1973–74, 1974–75, 1975–76, 1976–77, 1978–79, 1980–81, 1981–82, 1983–84, 1984–85, 1989–90, 1999–2000

Gelar double dan treble

Liverpool berhasil mendapatkan treble winner, Liverpool mendapatkan dua gelar domestik (Piala Liga dan Piala FA) dan Piala UEFA pada musim 2000-01. Meskipun begitu, memenangi treble bukanlah hal yang baru bagi mereka. Pada 1984 mereka menjadi juara Piala Champions, Piala Liga dan Liga Inggris.
Double/Treble[ket 7] Jml Tahun
Piala Liga dan Piala FA 1 1985–86
Juara Liga dan Piala Liga 2 1981–82, 1982–83
Double Eropa (Liga & Liga Champions UEFA) 1 1976–77
Liga dan Liga Eropa UEFA 2 1972–73, 1975–76
Piala Liga dan Liga Champions UEFA 1 1980–81
Liga, Piala Liga dan Liga Champions UEFA 1 1983–84
Piala FA, Piala Liga and Liga Eropa UEFA 1 2000–01