16. Vava (Brazil) 9 gol (1958,1962)
Penyerang tengah Brazil ini merupakan bagian dari Selecao kala mereka memenangi partai puncak Piala Dunia edisi 1958 dan 1962. Dia mencetak total sembilan gol dari 10 pertandingan di dua kali gelaran Piala Dunia itu.
Vava mencetak dua gol di final Piala Dunia 1958 melawan Swedia. Empat tahun lemudian, dia mencetak satu gol di partai final melawan Cekoslovakia. Vava merupakan pemain pertama yang berhasil mencetak gol di dua edisi final Piala Dunia.
15. Christian Vieri (Italia) 9 gol (1998, 2002)
Pada masa kejayaannya, Vieri merupakan mesin gol paling andal bagi Azzurri. Dia berhasil mencetak sembilan gol dari sembilan penampilannya di ajang sepak bola paling akbar di muka bumi tersebut.
Di Piala Dunia 1998, dia mencetak lima gol dari lima kali penampilannya. Sementara, empat tahun kemudian dia mencetak empat gol dalam empat penampilannya.
Sayang, tahun 2006, dia gagal tampil di Piala Dunia karena cedera dan telah pensiun dari timnas. Dengan mundurnya Vieri, Italia disebut telah kehilangan pencetak gol terhebat mereka.
14. Eusebio da Silva Ferreira (Portugal) 9 gol (1966)
Eusebio sesungguhnya lahir di Mozambik. Namun, pemain yang kini berusia 68 tahun ini memilih bermain untuk timnas Portugal. Dia hanya sempat bermain di edisi Piala Dunia 1966. Tapi, jusrtu karena itulah, Eusebio meraih gelar legenda.
Pemain andalan Seleccao ini, mencetak sembilan gol hanya dalam enam pertandingan. Dan, yang terpenting, dia bisa membawa negara tersebut ke putaran semifinal Piala Dunia.
Penampilan terbaik Eusebio kala membawa timnya, yang sempat tertinggal 0-3 dari Korea Utara, di perempat final, lolos ke babajkk semifinal dengan kemenangan 5-3. Dalam laga ini, Eusebio mencetak empat gol.
13. Ademir Marques de Menezes (Brazil) 9 gol (1950)
Ademir hanya tampil di satu edisi Piala Dunia, namun dia telah mampu mengukir namanya sebagai seorang pemain hebat. Sama seperti Eusebio, dia mencetak sembilan gol dalam enam pertandingan.
Ademir, merupakan penyerang yang komplet. Dia memiliki paduan kecepatan, kemampuan melepas tembakan, penyelesaian yang dingin dan kekuatan fisik yang mumpuni.
12. Grzegorz Lato (Polandia) 10 gol (1974, 1978, 1982)
Lato, mencetak tujuh gol di dalam edisi Piala Dunia pertamanya. Di Piala Dunia edisi 1974 tersebut, Lato dianugerahi Trofi Sepatu Emas atas prestasinya tersebut. Di ajang ini, Lato sukses membawa Polandia menempati posisi ketiga.
Empat tahun kemudian, Lato yang berposisi sebagai winger ini, mencetak dua gol. Dia menambahkan sebiji gol pada Piala Dunia terakhirnya di edisi 1982 dan membantu negaranya finish di posisi ketiga.
11. Teofilo Cubillas (Peru) 10 gol (1970, 1978, 1982)
Cubilass merupakan pesepakbola paling hebat dalam sejarah Peru. Dia merupakan inspirator lolosnya negara tersebut ke babak perempat final Piala Dunia 1970. Cubillas sukses mencetak gol dalam seluruh pertandingan Peru di ajang tersebut.
Delapan tahun kemudian, Cubillas mencetak gol bersejarah dalam laga melawan Skotlandia dan membawa negaranya maju ke babak perempat final. Dia kembali mencetak lima gol di Piala Dunia keduanya ini.
Tahun 1982, dia kembali dipanggil memperkuat timnas Peru. Namun, sayang, kali ini dia tak mampu mencetak satu golpun di Piala Dunia.
10. Gary Lineker (Inggris) 10 gol (1986, 1990)
Gary Lineker merupakan salah seorang pesekabola Inggris terhebat. Dia merupakan top skorer Piala Dunia 1986 dengan torehan lima gol, dan menjadi satu-satunya pemain Inggris yang mampu meraih prestasi ini. Di ajang ini, dia juga membantu The Three Lions melaju ke babak perempat final.
Empat tahun kemudian, di Italia, mantan pemain Barcelona ini menceploskan empat gol sepanjang turnamen tersebut. Dia berhasil membawa Inggris melaju ke babak semifinal Piala Dunia.
9. Gabriel Batistuta (Argentina) 10 gol (1994, 1998, 2002)
Penyerang legendaris Argentina ini memiliki tendangan kaki kanan sekeras kanon. Sayangnya, dia salah seorang pemain hebat yang tidak pernah meraih gelar Piala Dunia sepanjang karirnya.
Di laga melawan Yunani di Piala Dunia 1994, dia mencetak hat-trick. Prestasi ini dia ulangi lagi empat tahun kemudian di Piala Dunia Prancis. Kali ini, korban Batgol adalah Jamaika. Sayang, di Piala Dunia 2002, Batigol gagal mencetak prestasi apapun.
8. Helmut Rahn (Jerman Barat) 10 gol (1954, 1958)
Pemain berjuluk " The Cannon from Essen" ini dikenal berkat dua golnya di final Piala Dunia 1954 melawan Hungaria. Dia juga dikenal berkat peranan vitalnya menggalang kekuatan timnas Jerman Barat di laga tersebut.
Empat tahun kemudian, di Swedia, Rahn kembali menjadi bintang. Dia mencetak gol ke gawang Yugoslavia dan menjadi pemain pertama yang mencetak sedikitnya empat gol di dua ajang Piala Dunia berbeda.
7. Jurgen Klinsmann (Jerman) 11 gol (1990, 1994, 1998)
Klinsmann merupakan penyerang subur yang bermain di tiga Piala Dunia berurutan. Di Piala Dunia 1990, legenda Jerman ini mencetak tiga gol dan membawa Jerman Barat memenangi turnamen tersebut.
Di Piala Dunia 1994, Klinsi yang berada di puncak performanya mencetak lima gol. Empat tahun kemudian, di Prancis, dia sukses mencetak tiga gol.
6. Sandor Kocsis (Hungaria) 11 gol (1954)
Kocsis hanya bermain di satu edisi Piala Dunia saja. Namun, dia berhasil menjadi pemain kunci dan mencetak gol dalam seluruh pertandingan tim tersebut. Sayang, Hungaria harus takluk di babak final dari Jerman Barat. Kocsis mencetak dua hat-trick sepanjang turnamen tersebut.
5. Pele (Brazil) 12 gol (1958, 1962, 1966, 1970)
Pele memulai kiprahnya di Piala Dunia 1958 kala masih berusia 17 tahun. Di turnamen tersebut, The King mencetak dua gol di partai final, kala Selecao mengalahkan Swedia. Emat tahun kemudian, Pele gagal bermain bagus. Namun, dia masih mencetak sebuah gol ke gawang Meksiko.
Empat tahun kemudian, Pele juga gagal bersinar di ajang Piala Dunia. Dia nyaris tak bisa melakukan apa-apa karena cedera akibat tebasan beringas pemain belakang lawan.
Namun, bintang Pele kembali bersinar di Piala Dunia 1970. bahkan, dia mencetak sebuah gol ke gawang Italia di partai puncak. Di laga tersebut, Selecao sukses membungkam Azzurri dengan skor 4-1.
4. Just Fontaine (Prancis) 13 gol (1958)
Pemain legendaris Prancis ini hanya bermain di satu edisi Piala Dunia. Namun, hingga saat ini, namanya abadi sebagai top skorer sepanjang masa di satu gelaran Piala Dunia.
Di Piala Dunia 1958, Fontaine bermain di enam pertandingan. Momen yang paling mengagumkan sepanjang karirnya, adalah saat empat kali membobol gawang Jerman Barat.
3. Gerd Mueller (Jerman Barat) 14 gol (1970, 1974)
Mueller kerap disebut sebagai monster di kotak penalti. Dia mencetak 10 gol kala membawa timnya menjadi juara ketiga di Piala Dunia 1970.
Empat tahun kemudian, di Piala Dunia 1974, Mueller mencetak empat gol dan membawa Jerman Barat menjuarai ajang paling bergengsi itu. Di laga puncak turnamen itu, pemain berjuluk 'The Bomber' ini mencetak gol kemenangan Jerman Barat atas Belanda
.
2. Miroslav Klose (Jerman) 14 gol (2002, 2006, 2010)
Klose mencetak lima gol di Piala Dunia 2002. Yang hebat, seluruh gol itu dicetak Klose melalui sundulan kepala. Gol-gol pemain kelahiran Polandia ini mampu membawa Jerman ke babak final Piala Dunia.
Di Piala Dunia 2006, Klose kembali mencetak lima gol. Namun, kali ini dia hanya bisa membawa Der Panzer hingga babak semifinal turnamen yang kali ini diadakan di Jerman sendiri.
Empat tahun kemudian, di Afrika Selatan, Klose mencetak emat gol. Dia bahkan sempat digadang-gadang bakal melampaui rekor Ronaldo. Sayang, cedera menghalanginya tampil di babak semifinal dan perebutan posisi ketiga.
1. Ronaldo (Brazil) 15 gol (1994, 1998, 2002, 2006)
Penyerang legendaris Selecao ini memenangi Piala Dunia 1994 ketika dia masih berusia belasan tahun. Empat tahun kemudian, Ronaldo menjadi pusat kekuatan Brazil kala mereka mencapai partai puncak Piala Dunia. Sayang, di final,Ronaldo harus absen akibat tersedak. Alhasil, mereka harus bertekuk lutut dari tuan rumah, Prancis.
Tahun 2002, Ronaldo mengamuk, dia mencetak delapan gol di turnamen yang untuk pertama kalinya diadakan di Asia tersebut. Bahkan, dia mencetak dua gol di partai puncak untuk mengalahkan Jerman, dan membawa trofi Piala Dunia ke Brazil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar